Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjelaskan alasan mengapa Ganjar Pranowo diumumkan sebagai calon presiden dari PDIP pada Hari Kartini. Ia menegaskan bahwa perempuan Indonesia memiliki peran yang penting.
Pada tanggal 21 April 2023, saya tidak berbicara dengan siapa pun, hanya sendirian. Saat merayakan hari lahir Ibu Kartini, saya secara resmi menunjuk Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan,” kata Megawati dalam acara Peringatan Bulan Bung Karno di GBK, Jakarta, pada Sabtu (24/6/2023).
Ia lalu menjelaskan mengapa Hari Kartini dipilih sebagai waktu pengumuman calon presiden PDIP. Ia menyatakan bahwa perjuangan kaum perempuan telah dilakukan sejak jauh sebelum Indonesia merdeka
Perjuangan kaum perempuan telah menjadi bagian dari sejarah panjang Indonesia sejak jauh sebelum kemerdekaan. Para perempuan telah memperjuangkan hak-hak mereka dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi. Meskipun seringkali dihadapkan pada diskriminasi dan ketidakadilan, perempuan tidak berhenti dalam upayanya untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender.
Salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia adalah Kongres Perempuan Pertama pada tahun 1928, yang menandai awal dari gerakan feminis di Indonesia. Sejak itu, perjuangan perempuan terus berlanjut hingga saat ini, meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, kaum perempuan terus berjuang untuk mencapai kesetaraan dan menjadi bagian yang aktif dalam membangun bangsa.
“Mengapa saya memilih untuk memperingati Hari Kartini? Karena terkadang saya merasa tidak puas. Mengapa saya merasa tidak puas? Karena ketika kita melihat sejarah, kita harus belajar dari sejarah. Peran perempuan sebelum kemerdekaan sangatlah penting,” kata Megawati.
Kemudian, Megawati menyebut beberapa nama pahlawan wanita seperti Nyi Ageng Serang, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, RA Kartini, dan Dewi Sartika
Kelima nama tersebut adalah tokoh-tokoh perempuan Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan dan kesetaraan gender di masa lalu.
Nyi Ageng Serang adalah seorang pahlawan dari Banten yang berperang melawan penjajah Belanda pada abad ke-18. Martha Christina Tiahahu adalah seorang pejuang dari Maluku yang berperang melawan penjajah Belanda pada abad ke-19.
Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan dari Aceh yang memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda pada abad ke-19. RA Kartini adalah seorang tokoh perempuan yang dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia pada awal abad ke-20.
Dewi Sartika adalah seorang tokoh pendidikan yang mendirikan sekolah untuk perempuan di Jawa pada awal abad ke-20.
Keberanian dan perjuangan dari kelima tokoh ini telah memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk terus berjuang dalam meraih hak-hak yang setara dengan laki-laki.
Selain itu, Megawati juga membicarakan tentang perjuangan Fatmawati Sukarno.
Megawati mengatakan bahwa Bu Fatma adalah orang yang melahirkan dirinya.