Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), menyetujui evaluasi terhadap praktik uji SIM setelah menerima banyak laporan yang masuk ke Polri. Gus Fahrur menyatakan bahwa evaluasi tersebut dilakukan untuk mencegah adanya calo-calo yang dapat merugikan negara.
Pada hari Kamis, tanggal 22 Juni 2023, Gus Fahrur mengungkapkan setuju dengan upaya untuk menyederhanakan proses pembuatan SIM agar lebih mudah bagi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya praktik penipuan yang merugikan negara.
Menurut Gus Fahrur, diperlukan penyesuaian dalam model ujian yang lebih mudah untuk mencegah terjadinya pungutan liar. Dia juga berharap agar proses ujian untuk mendapatkan SIM menjadi lebih sederhana.
Menurut Gus Fahrur, rute ujian praktik SIM haruslah disederhanakan agar tidak terlalu sulit. Rute tersebut haruslah seperti jalur umum yang biasa dilalui masyarakat sehari-hari. Jika proses pengurusan terlalu sulit dan rumit, maka masyarakat akan dirugikan waktu, biaya, dan tenaga untuk bolak-balik ke lokasi ujian.
Gus Fahrur mengusulkan agar SIM dapat berlaku seumur hidup, namun jika seseorang melakukan pelanggaran lalu lintas yang serius, SIM tersebut harus dicabut dan diuji ulang.
Menurutnya, dengan adanya SIM seumur hidup akan membantu meringankan beban finansial yang harus dipikul oleh masyarakat. Saat ini, setiap kali masa berlaku SIM habis, seseorang harus memperbarui SIM mereka dengan membayar biaya administrasi yang cukup besar dan menguras tenaga.
Sebelumnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo selaku Kapolri meminta Korlantas untuk mengkaji ulang cara pelaksanaan uji SIM. Khususnya, teknik manuver zig-zag dan angka 8 diharapkan diperbaiki dan dievaluasi kembali agar lebih baik.
Menurut Sigit, membuat SIM, melaporkan kasus, dan mengubah nama kendaraan masih terlihat sulit. Namun, pihak berwenang terus berupaya memperbaiki proses tersebut.
Menurut saya, tim yang terdiri dari Pak Kadiv TIK, Pak As Ops, Pak Kabik, dan Kakorlantas sedang berupaya untuk meningkatkan layanan dengan mengubah sistem dari manual menjadi digital. Sehingga, masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang cukup hanya dengan menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh tim. Mereka juga sedang menggabungkan semua aplikasi menjadi satu platform yang disebut Super Apps.
Jenderal Sigit menyebutkan tentang materi ujian pembuatan SIM C yang mencakup manuver zig-zag dan angka delapan. Ia meminta Kakorlantas untuk memperbaiki materi ujian tersebut.
Saya meminta Kakorlantas untuk melakukan perbaikan dalam pembuatan SIM terkait dengan pola angka delapan dan zig-zag. Jika pola ini sudah tidak relevan lagi, maka harus diperbaiki.
Sigit mengusulkan adanya evaluasi dalam penerbitan SIM agar proses tersebut dapat lebih mudah bagi masyarakat, namun tetap memperhatikan aspek keselamatan berkendara. Menurut Sigit, yang terpenting adalah kemampuan masyarakat saat mengemudi dan kesadaran akan keselamatan pribadi dan pengguna jalan.
Sigit menegaskan bahwa pembuatan ujian khususnya praktek tidak dirancang untuk mempersulit atau bahkan untuk membuang-buang waktu saja. Sebaiknya tes harus dihapus jika akhirnya tidak memperlihatkan hasil yang memuaskan.