Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, bermimpi naik kereta bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Hendrawan Supratikno, seorang politikus senior PDIP, ada tiga tanda yang dapat diinterpretasikan dari mimpi SBY tersebut.
Menurut Hendrawan, kereta api memiliki makna yang simbolis. Kereta api melambangkan kesatuan dalam mencapai tujuan besar, kesetiaan yang tak tergoyahkan, dan komitmen yang tidak terbatas.
Taksi memiliki perbedaan dengan yang zig-zag, berliku, dan berubah-ubah arah dengan cepat. Ini adalah penggunaan kata yang menarik,” tambahnya.
Hendrawan menganggap bahwa harapan dan niat tulus SBY perlu dihargai oleh masyarakat. Jika Megawati, SBY, dan Jokowi berkumpul, itu akan memberikan efek positif pada situasi politik di negara ini.
“Adanya pertemuan Presiden kelima, keenam, dan ketujuh yang membahas tentang negara dan bangsa pasti akan memberikan ketenangan. Tinggal menentukan waktu dan agenda yang sesuai,” demikian kata yang diucapkan.
Hendrawan merasa terharu ketika melihat para presiden berkumpul, hal itu membuatnya teringat akan Taufiq Kiemas, mantan Ketua MPR RI dan suami Megawati yang telah meninggal sepuluh tahun yang lalu.
Pada masa lalu, almarhum Taufiq Kiemas pernah mengadakan acara Peringatan Pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni di MPR. Semua presiden yang masih hidup dan sehat, turut berpidato.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY membagikan tentang mimpinya. Dalam mimpinya, SBY bermimpi tentang Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dalam sebuah postingan di akun media sosialnya, SBY menggambarkan suasana yang harmonis dan penuh kebersamaan di dalam kereta tersebut. Ia menyatakan bahwa dalam imajinasinya, keberagaman dan persatuan terpancar dari kereta tersebut.
Imajinasi SBY ini menjadi sorotan publik, karena di dalamnya terdapat tiga tokoh politik yang mewakili partai politik yang berbeda. Jokowi sebagai presiden saat ini berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang juga dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Sementara SBY berasal dari Partai Demokrat, partai yang merupakan oposisi dari PDIP.
Dalam imajinasinya, SBY mencoba menegaskan pentingnya persatuan dan kerjasama di antara para pemimpin politik. Ia berharap agar perbedaan politik tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama dalam memajukan bangsa.
Postingan SBY ini mendapat respons yang beragam dari publik. Ada yang mendukung dan memberikan apresiasi atas gagasan persatuan yang diusung oleh mantan presiden tersebut. Namun ada juga yang skeptis, menganggap imajinasi ini hanyalah retorika politik dan tidak mencerminkan realitas politik yang ada.
Sebagai seorang negarawan yang pernah menjabat sebagai presiden selama dua periode, SBY dianggap memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas tentang politik. Ia telah berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan para pemimpin politik lainnya, termasuk dengan Jokowi dan Megawati.
Meskipun demikian, persaingan politik yang ada di Indonesia masih sering kali menciptakan gesekan antara partai politik yang berbeda. Hal ini terlihat dari seringnya terjadi konflik dan pertentangan di antara para politisi. Oleh karena itu, imajinasi SBY tentang mengendarai kereta bersama Jokowi dan Megawati diharapkan dapat menjadi pemersatu dan inspirasi bagi para pemimpin politik di Indonesia.
Kita sebagai masyarakat juga memiliki peran penting dalam membangun persatuan dan kerjasama di antara para pemimpin politik. Kita harus mendorong para pemimpin kita untuk berfokus pada kepentingan bangsa dan melupakan perbedaan politik yang ada. Dengan demikian, kita dapat bergerak maju sebagai bangsa yang kuat dan bersatu.
Sebagai penutup, imajinasi SBY mengendarai kereta bersama Jokowi dan Megawati dapat dianggap sebagai sebuah harapan untuk persatuan dan kerjasama di antara para pemimpin politik. Semoga imajinasi ini dapat mendorong para pemimpin politik untuk bekerja sama demi kepentingan bangsa dan melupakan perbedaan politik yang ada.